Blogger Widgets

Translate

Minggu, 13 April 2014

perkembangan islam bani abbasiyah

BAB I
Pendahuluan
A.    Latar belakang
Berdirinya Bani Abbasiyah dikarenakan pada masa pemerintahan Bani Umaiyyah pada masa pemerintahan khalifah Hisyam Ibn Abdi Al-Malik muncul kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang dipelopori keturunan Al-Abbas Ibn Abd Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari golongan syiah dan kaum mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah, akhirnya pada tahun 132 H (750 M) tumbanglah daulah Umayyah dengan terbunuhnya khalifah terakhir yaitu Marwan bin Muhammad dan pada tahun itu berdirilah kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khalifah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW, dinasti abbasiyah didirikan oleh Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H sampai dengan 656 H. selama berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya.
B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana berdirinya bani abbasiyah?
2.      Seperti apa masa pemerintahannya?
3.      Apa penyebab kemundurannya?

C.     Tujuan penulisan
1.      Mampu mengetahui dan menjelaskan Bagaimana berdirinya bani abbasiyah
2.      Mampu mengetahui dan menjelaskan Seperti apa masa pemerintahannya
3.      Mampu mengetahui dan menjelaskan Apa penyebab kemundurannya

BAB II
Pembahasan
A.    Berdirinya dinasti abbasiyah
Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari Dinasti Umayyah. Nama dinasti Abbasiyah diambil dari salah seorang dari paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Al-Abbas Ibn Abd Al-Muthalib Ibn Hasyim. Orang Abbasiyah merasa lebih berhak daripada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam, karena mereka adalah cabang dari Bani Hasyim yang secara nasab keturunan yang lebih dekat dengan Nabi. Menurut mereka, orang Umayyah secara paksa menguasai khalifah melalui tragedi perang Siffin. Oleh karena itu, untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah mereka mengadakan pemberontakan terhadap Dinasti Umayyah.
Kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang , yaitu dari tahun 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M.[1]

Faktor-faktor berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah dan Penyebab Suksesnya adalah:[2]
1.      Banyaknya terjadi perselisihan antara pembesar bani Umayyah pada masa terakhir masa pemerintahannya, penyebabnya ialah memperebutkan kursi kekhalifahan dan harta.
2.      Singkatnya masa jabatan khalifah di akhir-akhir pemerintahan Bani Umayyah.
3.      Dijadikannya putra mahkota lebih dari satu orang.
4.      Bergabungnya sebagian keluarga Umawi kepada mazhab-mazhab agama yang tidak benar menurut syariat.
5.      Pudarnya kecintaan rakyat pada akhir-akhir pemerintahan Bani Umayyah.
6.      Banyaknya pembesar-pembesar Bani Umayyah yang sombong pada akhir pemerintahannya.
7.      Timbulnya dukungan dari al-Mawali

Pada masa Dinasti Abasiyah berkali-kali terjadi perubahan corak kebudayaan Islam sesuai dengan terjadinya perubahan di bidang politik, ekonomi dan sosial:
1.      Masa Abasiyah I; semenjak lahirnya Dinasti Abbasiyah tahun 132 H/750 M sampai meninggalnya khalifah Al-Wasiq tahun 232 H/847 M.
2.      Masa Abasiyah II; tahun 232 -334 H/847-946 M, mulai khalifah Al-Mutawakkil sampai berdirinya dinasti Buwaihi di Baghdad.
3.      Masa Abasiyah III; tahun 334-447 H/946-1055 M dari berdirinya Banni Buwaihi sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad.
4.      Masa Abasiyah IV; tahun 447-656 H/1055-1258 M dari masuknya orang-orang Saljuk ke Baghdad sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Tartar di baeah pimpinan Hulagu.[3]

B.     Pergantian khalifah pada masa dinasti abbasiyah[4]
1.      Masa Dinasti Abbasiyah Periode I (132 -232 H/750-847 M)
a.       Khalifah I: Abu al-Abbas al-Saffah (132-136 H)
b.      Khalifah II: Abu Ja’far al-Mansur (136-148 H)
c.       Khalifah III: Al-Mahdi (158-169 H)
d.      Khalifah IV: Al-Hadi (169-170 H)
e.       Khalifah V: Harun al-Rasyid (170-193 H)
f.       Khalifah VI: Al-Amin (191-198 H)
g.      Khalifah VII: Al-Ma’mun (198-218 H)
h.      Khalifah VIII: Al-Mu’tashim (218-227 H)
i.        Khalifah IX: Al-Watsiq (227-232 H)

2.      Masa Dinasti Abbasiyah Periode II (232-334 H/847-946 M)
a.       Khalifah I: Al-Mutawakkil ‘Ala Allah (232-247 H)
b.      Khalifah II:Al-MuntashirBillah Muhammad Abu Ja’far(247-248H)
c.       Khalifah III:Al-Musta’in Billah, Abu al-Abbas (248-251 H)
d.      Khalifah IV: Al-Mu’taz Billah, Muhammad (252-255 H)
e.       Khalifah V: Al-Muhtadi Billah (255-256 H)
f.       Khalifah VI: Al-Mu’tamid Billah (256-279 H)
g.      Khalifah VII: Al-Mu’tadhid Billah, Ahmad (279-289 H)
h.      Khalifah VIII:  Al-Muktafi Billah, Abu Muhammad (289-295 H)
i.        Khalifah IX: Al-Muqtadir Billah, Abu Al-Fadhal (295-320 H)
j.        Khalifah X: Al-Qahir Billah, Abu Manshur (320-322 H)
k.      Khalifah XI: Al-Radhi Billah, Abu Al-Abbas (322-329 H)
l.        Khalifah XII: Al-Muttaqi Lillah, Abu Ishaq (329-333 H)
m.    Khalifah XIII: Al-Mustakfi Billah, Abu al-Qasim (333-334 H)

3.      Masa Dinansti Abbasiyah Periode III (334-467 H/946-1075 M)
a.       Khalifah I: Al-Muthi’ Lillah, Abu al-Qasim (334-363 H)
b.      Khalifah II: Al-Thai’ Lillah, Abu Bakar (363-381 H)
c.       Khalifah III: Al-Qadir Billah, Abu al-Abbas (381-422 H)
d.      Khalifah IV: Al-Qaim Biamrillah Abu Ja’far (422-467 H)

4.      Masa Dinansti Abbasiyah Periode IV (467-656 H/1075-1261 M)
a.       Khalifah I: Muqtadi Biamrillah (467-487 H)
b.      Khalifah II:Al-Mustazhir Abu al-Abbas (487-512 H)
c.       Khalifah III: Al-Mustarsyid Billah (512-529 H)
d.      Khalifah IV: Al-Rasyid Billah (529-530 H)
e.       Khalifah V: Al-Muqtafi Liamrillah (530-547 H)
f.       Khalifah VI: Al-Mustanjid Billah (547-566 H)
g.      Khalifah VII: Al-Mustadhi’ Biamrillah (566-575 H)
h.      Khalifah VIII: Al-Nashir Lidinillah (575-622 H)
i.        Khalifah IX: Al-Zhahir Biamrillah (622-623 H)
j.        Khalifah X: Al-Mustanshir Billah, Abu Ja’far (623-640 H)
k.      Khalifah XI: Al-Mu’tashim Billah, Abu Ahmad (640-648 H)[4]
C.     Bentuk pemerintahan dan peradaban pada masa dinasti abbasiyah
1.      Sistem Politik
Adapun sistem politik yang dijalankan pada masa Dinasti Abbasiyah I antara lain:
a.       Para khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sementara para mentri,gubernur,panglima, dan pegawai lainnya banyak diangkat dari golongan Mawali turunan Persia.
b.      Kota Baghdad sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan dijadikan kota pintu terbuka, sehingga segala bangsa yang menganut berbagai agama bisa bermukim diwilayah tersebut.
c.       Ilmu pengetahuan di pandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
d.      Kebebasan berfikir sebagai hak asasi manusia sepenuhnya.
e.       Para menteri turunan Persia diberi hak yang penuh dalam menjalankan pemerintahan, sehingga mereka memiliki peranan yang penting dalam membina peradaban Islam.[5]

Sedangkan sistem politik yang dijalankan oleh Dinasti Abbasiyah II, III dan IV antara lain:
a.       Kekuasaan kekhalifahan sudah lemah bahkan kadang-kadang hanya sebagai lambang saja.
b.      Kota Baghdad bukan satu-satunya kota internasional dan terbesar, karena masing-masing kerajaan berlomba-lomba untuk mendirikan kota yang menyaingi Baghdad.
c.       Kalau keadaan politik dan militer merosot, ilmu pengetahuan tambah maju dengan pesatnya. Hal ini disebabkan karena masing-masing kerajaan berlomba-lomba untuk memajukan ilmu pengetahuan, mendirikan perpustakaan, mengumpulkan para ilmuan, para pengarang, para penerjemah dan memberikan kedudukan terhormat kepada ulama dan pujangga.[6]
2.      Perkembangan Ilmu
a.       Perkembangan ilmu naqli
Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari naqli (Al-quran dan hadits) yaitu berhubungan dengan Islam. Yang termasuk ke dalam ilmu naqli adalah:
1)      Ilmu tafsir
2)      Ilmu hadits
3)      Ilmu kalam
4)      Ilmu tasawuf
5)      Ilmu bahasa
6)      Ilmu fiqh
b.      Perkembangan ilmu aqli
Ilmu aqli adalah ilmu yang didasarkan kepada pemikiran (rasio). Yang termasuk ke dalam ilmu aqli adalah:[7]
1)      Ilmu kedokteran
2)      Ilmu filsafat
3)      Ilmu optik
4)      Ilmu astronomi
5)      Ilmu hitung
6)      Ilmu kimia.

3.      Sistem Sosial
Sistem sosial pada Dinasti Abbasiyah merupakan sambungan dari dinasti sebelumnya yaitu dinasti Umayyah. Pada masa dinasti Abbasiyah ini terjadi perubahan yang sangat signifikan di antaranya adalah:[8]
a.       Tampilnya kelompok Mawali khususnya pada pemerintahan Irak, yang menduduki peran dan posisi penting di pemerintahan.
b.      Masyarakat terbagi dua kelompok, yaitu:Kelompok khususKelompok umum
c.       Kerajaan Islam dinasti Abbasiyah tersusun dari beberapa unsur bangsa yang berbeda-beda.
d.      Perkawinan campur dan melahirkan anak dari unsur campur darah.
e.       Terjadinya pertukaran pendapat, cerita, pikiran sehingga muncul kebudayaan baru.
f.       Perbudakan.

D.    Kemunduran dinasti abbasiyah
Adapun penyebab kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah adalah wilayah kekuasaan yang sempit yang menunjukkan kelemahan politiknya. Pada masa inilah tentara Mongol dan Tartar menyerang Baghdad, Baghdad dapat direbut dan dihancur luluhkan tanpa perlawanan yang berarti. Kehancuran Baghdad akibat serangan tentara Mongol inilah awal babak baru dalam sejaran Islam yang disebut masa pertengahan. Sebagai mana terlihat dalam periodisasi khalifah Abbasiyah masa kemunduran dimulai sejak periode kedua.[9]
Beberapa faktor kemunduran Dinasti Abbasiyah antara lain:
1.      Persaingan Antar bangsa
Menurut Stryzewska, ada dua sebab dinasti Abbasiyah memilih orang-orang Persia daripada orang-orang Arab.Pertama, sulit bagi orang –orang Arab melupakan Bani Umayyah karena pada masa itu mereka merupakan warga kelas satu. Kedua, orang Arab sendiri terpecah belah dengan adanya kesukuan. Dengan demikian, khilafah Abbasiyah tidak ditegakkan di atas kesukuan tradisonal.
2.      Kemerosotan Ekonomi
Dinasti Abbasiyah juga mengalami kemunduran di bidang ekonomi persamaan dengan kemunduran di bidang politik. Pada periode pertama pemerintahan Dinasti Abbasiyah merupakan pemerintahan yang kaya. Setelah memasuki periode kemunduran pendapatan negara menurun, sementara pengeluaran meningkat. Penurunan ini disebabkan oleh makin menyempitnya wilayah kekuasaan, banyak terjadinya kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat, diperingannya pajak, dan banyaknya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak membayar upeti.sedangkan pengeluaran membengkak disebabkan karena kehidupan para khalifah dan pejabat semakin mewah karena pejabat melakukan korupsi.
3.      Konflik Keagamaan
Konflik yang dilatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara muslim dan zindiq atau Ahlussunnah dengan Syiah saja tetapi juga antar aliran dalam Islam.
4.      Ancaman dari Luar
a.       Perang salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode dan menelan banyak korban.
b.      Serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam.






BAB III
Penutup
Kesimpulan
Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari Dinasti Umayyah. Nama dinasti Abbasiyah diambil dari salah seorang dari paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Al-Abbas Ibn Abd Al-Muthalib Ibn Hasyim. Orang Abbasiyah merasa lebih berhak daripada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam, karena mereka adalah cabang dari Bani Hasyim yang secara nasab keturunan yang lebih dekat dengan Nabi. Kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang , yaitu dari tahun 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M.
Pada masa Dinasti Abasiyah berkali-kali terjadi perubahan corak kebudayaan Islam sesuai dengan terjadinya perubahan di bidang politik, ekonomi dan sosial:
1.      Masa Abasiyah I; semenjak lahirnya Dinasti Abbasiyah tahun 132 H/750 M sampai meninggalnya khalifah Al-Wasiq tahun 232 H/847 M.
2.      Masa Abasiyah II; tahun 232 -334 H/847-946 M, mulai khalifah Al-Mutawakkil sampai berdirinya dinasti Buwaihi di Baghdad.
3.      Masa Abasiyah III; tahun 334-447 H/946-1055 M dari berdirinya Banni Buwaihi sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad.
4.      Masa Abasiyah IV; tahun 447-656 H/1055-1258 M dari masuknya orang-orang Saljuk ke Baghdad sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Tartar di baeah pimpinan Hulagu
Kehancuran kota bagdad merupakan awal dari kehancuran dinasti Abbasiyah.



DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007)
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007)
Musyarifah Susanto, Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam), (Jakarta: Kencana, 2003)
Alaidin Koto, et. allSejarah Peradilan Islam,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011)
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)




[1] Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hal. 143
[2] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 66.
[3] Musyarifah Susanto, Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam), (Jakarta: Kencana, 2003), hal. 50.
[4] Alaidin Koto, et. allSejarah Peradilan Islam,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 94-114.
[5] Samsul Nizar, op. cit., hal. 67-68.
[6] Musyarifah Susanto, op. cit., hal. 51-53.
[7] Ibid., hal. 54-111.
[8] Samsul Nizar, op. cit., hal. 72.
[9] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 79-85.

Tidak ada komentar: